Official Website Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta

BEMF Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Welcome to our official website!

News
News & Headlines
"One can choose to go back toward safety or forward toward growth. Growth must be chosen again and again; fear must be overcome again and again."
Abraham H. Maslow
Literacy

Bagaimana Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental Agar Tetap Waras Di Masa Pandemi
Tim Jurnalis
Kini pandemi COVID-19 tidak hanya mengancam kesehatan fisik namun mengancam kesehatan mental bagi banyak orang. Virus ini telah menimbulkan banyak korban jiwa sehingga menimbulkan banyak kekhawatiran di kalangan masyarakat. Setiap menit, masyarakat selalu dihujani oleh berita dan informasi seputar COVID-19 baik melalui TV, media sosial, maupun media cetak. Dituntut untuk menghabiskan waktu di rumah tidak mudah bagi sebagianbesar orang, apalagi dilakukan dalam kurun waktu yang cukup lama. Stres, gelisah, kecemasan, dan depresi merupakan kondisi mental yang marak dikeluhkan dikala pandemi. Hal ini terbukti dengan adanya data yang signifikan sebesar 64,3% dari 1.522 orang responden dengan masalah psikologis cemas, depresi atau trauma psikologis akibat isolasi mandiri yang dilakukan oleh laman resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDDSKJI).
Oleh sebab itu, sangat penting menjaga kesehatan fisik dan mental secara seimbang. Karena kesehatan fisik dan mental akan saling memengaruhi. Sebagai contoh, ketika kita cemas atau stres akan mengakibatkan sistem imun dalam tubuh berkurang. Maka diperlukan adanya pemahaman akan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental pada diri setiap orang. Hal ini bisa dimulai dari kesadaran diri sendiri untuk melakukan pola hidup yang sehat dengan melakukan aktivitas fisik misalnya berolahraga ringan dan melakukan aktivitas fisik yang dapat memproduksi hormon endorfin sehingga bisa meringankan stres, mengurangi kekhawatiran dan memperbaiki mood. Mengkonsumsi makanan bergizi dan bijaklah dalam memilih informasi sehingga tidak terjebak dalam berita-berita hoax.
Pada masa pandemi COVID-19 banyak individu yang mengalami quarter life crisis. Quarter life crisis merupakan perasaan yang muncul saat seseorang mulai memasuki usia pertengahan yaitu 20-an tahun, dimana adanya rasa takut terhadap kelanjutan hidup dimasa depan, termasuk didalam urusan karier, relasi dan juga kehidupan sosial. Quarter life crisis dapat juga didefinisikan sebagai suatu respon terhadap ketidakstabilan yang memuncak dan juga perasaan panik berlebih. Quarter life crisis lebih banyak terjadi dikalangan mahasiswa yang tengah menyelesaikan pendidikannya. Apalagi dimasa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, banyak mahasiswa yang mulai panik memikirkan bagaimana kelanjutan karier dan kekhawatiran akan masa depan yang tidak pasti setelah menyelesaikan perkuliahan. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatanfisik dan mental mahasiswa saat berada di fase quarter life crisis :
Selalu berpikir positif. Selalu berupaya berpikir positif untuk menjauhkan dari pikiran buruk yang dapat memperburuk kondisi mental dan juga fisik.
Tetap menjalin ikatan baik dengan keluarga. Dukungan keluarga merupakan kunci utama melewati semua masalah yang dihadapi. Percaya atau tidak, setiap mempunyai masalah dukungan dari keluarga yang membuat kamu merasa lebih superior dan lebih kuat menghadapi masalah dikondisi krisis.
Cari teman yang suportif. Teman yang suportif bisa memberikan hal-hal yang bermanfaat, menjalin komunikasi dengan baik dan jangan segan untuk meminta bantuan apabila memerlukan bantuan.
Buat prioritas hidup. Salah satu yang membuat quarter life crisis terasa mencekam adalah faktor tujuan hidup setiap individu. Maka, pada fase ini sebagai mahasiswa sebaiknya membuat daftar prioritas dalam hidup yang berguna untuk mengetahui tujuan hidup.Buat prioritas hidup.
Berpikir realistis dan juga fokus terhadap diri sendiri. Selalu berpikir realistis, selalu berupaya untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan jangan memaksakan sesuatu sesuai dengan standar yang dibentuk oleh orang lain. Fokus terhadap diri sendiri dan jangan pedulikan hal-hal yang dapat mengancam kesehatan fisik dan mental.
Kesehatan fisik dan mental pada masa pandemi COVID-19 seperti ini memang penting. Rahma Adhelia Mahasiswa Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta menuturkan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental dimasa pandemi, “kesehatan fisikdan mental itu saling berkaitan satu sama lain, apalagi dimasa pandemi seperti sekarang ini kita harus meningkatkan imunitas dan menjaga kesehatan. Dan apabila mental kita down itu jug abisa mempengaruhi fisik kita. Selain menjaga kesehatan dan menjaga imunitas kita juga harus menjaga batin kita untuk tetap senang, bahagia dan juga nyamanjadi seimbang antara kesehatan fisik dan mental”.
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Rahma Adhelia juga menuturkan kegiatan apa saja yang biasa dilakukan utuk menjaga kesehatan fisik dan mental, “kegiatan yang biasa dilakukan untuk kesehatan fisik itu biasanya olahraga, makan teratur dan pola tidur teratur. Menyempatkan berjemur beberapa menit dipagi hari sembari membersihkan halaman rumah ataupun menyiram tanaman. Menerapkan himbauan pemerintah dengan menaati protokol kesehatan. Kalau untuk menjaga kesehatan mental, kasih ruang diri untuk beristirahat dari kesibukan dunia, lakukan apa yang kita senangi”.
Dikalangan mahasiswa, perkuliahan online tidak menutup kemungkinan untuk produktif dalam berkegiatan, namun biasanya mereka mengabaikan kesehatan fisik mereka dan kesehatan mental ikut terganggu karena over produktif. Rahma Adhelia menyampaikan beberapa tips menjaga kesehatan fisik dan mental, “yang pertama kita harus seimbang antara fisik dan mental. Kedua, kita harus tau kapan kita istirahat dan kapan kita harus melakukan suatu hal. Mengatur time management dan yang pasti kita harus memberikan ruang terhadap diri sendiri karena dengan memberikan ruang itu kita dapat beristirahat dari kelelahan yang ada, itu bisa membuat kita lebih sehat mental. Lakukan apa yang kita senangi jangan paksakan diri untuk melakukan suatu hal yang diluar kapasitas kita”.
Menjaga kesehatan fisik dan mental di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini memang tidak mudah, namun diri kita sendiri yang tau harus memulai dari mana untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, maka dari itu mulailah menjaga kesehatan fisik dan mental untuk kesejahteraan hidup kita sendiri. Untuk mahasiswa yang sedang berada di fase quarter life crisis mulailah bangga padadiri sendiri, yakin dan percaya pada kemampuan yang kita punya agar mental dan fisik kita tetap waras.

Vaksinasi: Harapan Agar Pandemi Segera Usai
Tim Jurnalis
Tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena adanya wabah COVID-19 yang berasal dari Wuhan yang kemudian menyebar di seluruh dunia. Tidak hanya mengancam masalah kesehatan, virus ini juga menyebabkan krisis ekonomi sehingga angka kemiskinan di Indonesia semakin meningkat.
Langkah awal yang dilakukan pemerintah untuk menghadapi wabah COVID-19 ini yaitu dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dapat membatasi gerak masyarakat agar penyebaran virus corona semakin berkurang. Hal ini merupakan awal mula seluruh sekolah, atau kampus menerapkan sistem pembelajaran online, dan dimulainya bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Selain adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pemerintah juga tidak lelah untuk mengingatkan kepada masyarakat tentang protokol kesehatan berupa penerapan jaga jarak ketika bertemu orang diluar rumah, pemakaian masker, serta pentingnya mencuci tangan yang baik dan benar.
Munculnya berbagai kritikan dari masyarakat yang menganggap bahwa adanya PSBB tidak efektif menurunkan penyebaran virus corona, pemerintah memutuskan untuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini berbeda dengan PSBB yang masih memberikan kewenangan kepada daerah untuk menentukan kebijakan di wilayah mereka, sementara untuk PPKM pemerintah pusat langsung yang menetapkan daerah-daerah yang wajib menetapkan kebijakan tersebut.
Upaya pemerintah untuk menekan penyebaran virus corona masih terus berlanjut. Setelah di adakannya PSBB, Penerapan protokol kesehatan, PPKM darurat, pemerintah mengambil langkah selanjutnya yaitu dengan adanya vaksinasi untuk seluruh masyarakat. Hal ini telah tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No.HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka penaggulangan Pandemi COVID-19.
Vaksinasi merupakan kegiatan pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) sistem imun didalam tubuh. Hal ini juga merupakan upaya untuk meredakan gejala dan menurunkan risiko kematian.
Berbagai jenis vaksin yang datang di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat dengan masing-masing karakter dan jumlah dosisnya, seperti:
Sinovac. Jenis vaksin ini merupakan vaksin yang pertama kali tiba di Indonesia. Vaksin ini berasal dari China yang telah mendapatkan EUA dari BPOM pada tanggal 11 Januari 2021. Menurut BPOM, efektivitas atau tingkat kemanjuran vaksin ini terhadap virus corona mencapai 65,3%.
AstraZeneca. Vaksin ini merupakan vaksin kedua hasil dari pengembangan Oxford Univesity pada tanggal 9 Maret 2021. Menurut BPOM, vaksin ini menunjukkan efektivitas sebesar 62,1% setelah pemberian dua dosis yang terhitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua vaksin hingga pemantauan 2 bulan
Sinopharm. Vaksin berasal dari Beijing yang diproduksi perusahaan Bio-Institute Biological Product Co. Hasil penjelasan dari BPOM, imunogenitas setelah 14 hari pasca divaksin Sinopharm dosis kedua didapatkan cukup besar di usia dewasa hingga mencapai 99,52% dan lansia 100%.
Moderna. Vaksin moderna merupakan vaksin yang telah dikembangkan dengan platform mRNA. Vaksin ini, memiliki efikasi mencapai 94,1% untuk usia 18-65 tahun, dan mencapai 86,4% pada usia diatas 65 tahun. Hasil tersebut dapat diperoleh melalui pemantauan dari hari ke-14 pasca pemberian vaksin dosis kedua.
Pfizer. Vaksin ini berasal dari Amerika yang memiliki efikasi 95,5 hingga 100%. Pada umur 16 tahun keatas efikasinya mencapai 95,5%. Sedangkan pada remaja yang berumur 12-15 tahun sebesar 100%.
Tidak hanya menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan menghindari kerumunan, salah satu cara agar dapat mencegah COVID-19 yaitu dengan melakukan vaksinasi. Dilansir dari Hallo dok, syarat mengikuti vaksinasi yaitu:
Tidak memilik penyakit kronis, seperti penyakit jantung, autoimun, ginjal kronis, rematik autoimun, penyakit saluran pencernaan kronis, hipertiroid atau hipotiroid, serta penyakit kanker.
Tidak sedang mengalami infeksi akut yang disertai dengan demam, batuk, pilek, diare, dan lain-lain.
Tidak memiliki anggota keluarga yang menjadi pasien COVID-19 atau sedang dalam perawatan COVID-19.
Jika saat skrining kesehatan, kamu mengalami demam atau suhu tubuh diatas 37,5 derajat Celsius, maka vaksinasi akan ditunda. Kamu akan diminta untuk melakukan pemeriksaan terkait gejala yang dialami dan mengunjungi pos kesehatan yang sama. Jika penyebabnya bukan COVID-19 dan suhu sudah kembali normal, maka vaksinasi bisa dilakukan dengan melakukan skrining terlebih dahulu.
Pengidap diabetes tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5% dapat diberikan vaksinasi COVID-19.
Jika kamu memiliki penyakit paru, seperti asma, PPOK, atau TBC, maka vaksinasi akan ditunda hingga kondisi kamu dapat dinyatakan baik.
Untuk pengidap TBC yang masih dalam perawatan, vaksinasi dapat diberikan setelah dua minggu menerima obat antituberkulosis.
Apabila saat skrining kesehatan kamu memiliki tekanan darah di atas atau sama dengan 180/110, artinya vaksinasi tidak dapat diberikan.
Penyintas COVID-19 bisa mendapatkan vaksinasi minimal 3 bulan setelah sembuh.
Manfaat vaksinasi terhadap imunitas tubuh yaitu dapat merangsang sistem imun tubuh untuk melawan virus corona. Dengan cara ini, risiko seseorang tertular virus ini jauh lebih rendah. Jika seseorang yang telah divaksinasi terinfeksi COVID-19, vaksin tersebut dapat mencegah gejala dan komplikasi yang parah. Dengan begitu, jumlah orang yang sakit ataupun meninggal akibat COVID-19 akan berkurang dan juga mendorong terbentuknya herd immunity. Orang yang divaksin tidak hanya melindungi diri mereka sendiri, setelah vaksinasi, mereka juga dapat melindungi orang-orang di sekitar mereka, terutama kelompok yang rentan seperti lansia. Namun biasanya setelah divaksin ada gejala yang dirasakan, seperti lemas dan juga demam bahkan sesak nafas, tetapi gejala tersebut tidak dirasakan oleh semua orang yang melakukan vaksinasi.
Seorang mahasiswa berusia 20 tahun, yang telah melakukan vaksinasi menceritakan bahwa ia sempat demam dan juga lemas beberapa hari setelah melakukan vaksin.
“ saya demam dan juga lemas beberapa hari setelah melakukan vaksin, namun setelah minum obat, demam saya turun dan juga lemas saya hilang hanya dengan istirahat saja, jadi saya rasa jangan takut untuk melakukan vaksin, dan berkata jujur pada saat proses skrining kesehatan agar tidak terjadi hal yang tidak dinginkan ” ujar Yeni, Senin (16/08).
Saat ini baru sedikit dari target yang diinginkan vaksinasi terhadap lansia akibat keraguan dan ketakutan yang menyebabkan proses vaksinasi terhadap lanisa sedikit terlambat. Pasalnya pemberian vaksinasi pada lansia ini penting karena beresiko tinggi terpapar COVID-19.
Seorang lansia bernama nemah, berusia 62 tahun, yang baru saja melakukan vaksin minggu lalu menceritakan bahwa ia tidak merasakan gejala apapun setelah divaksin.
“ saya minggu lalu divaksin, tapi saya tidak merasakan gejala apapun setelahnya, sebelum vaksin pada saat proses skrining kesehatan saya berkata jujur, dan alhamdulillah saya bisa divaksin. Suami saya tidak lolos pada saat proses skrining kesehatan, karena ada riwayat sakit ginjal” ujar Nemah, Senin (16/8).
Beberapa efek samping yang dialami oleh narasumber, bahkan masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi mengakibatkan sekelompok masyarakat yang belum melakukan vaksinasi menjadi khawatir dengan efek samping dari vaksinasi COVID-19. Padahal manfaat dari vaksinasi sangatlah besar, yaitu kenyamanan dan keamaanan bagi diri sendiri dan orang-orang sekitar. Meskipun efektivitas vaksinasi tidak 100% melindungi diri dari COVID-19. Namun, jika sampai terpapar, gejala pada tubuh akan lebih ringan.
Kemudian kita sebagai masyarakat yang bijak, jangan sampai pilih-pilih vaksin. Karena vaksin yang sudah diberikan pemerintah adalah vaksin terbaik dan tentunya sudah teruji keamanannya. Jika sudah mendapatkan kesempatan untuk vaksinasi COVID-19, segera untuk disuntik vaksin.
Keraguan kita sebagai masyarakat terhadap vaksin dan praktik pilih-pilih vaksin akan dikhawatirkan menunda target vaksin dan bisa menghambat proses tercapainya herd imunity atau kekebalan kelompok. Jadi janganlah takut pada vaksin COVID-19, tapi takutlah pada virusnya, yang sedang kita lawan bersama-sama.
Kabar gembira untuk mahasiswa UMBY, bahwa dibukanya pendataan rencana Vaksinasi COVID-19. Jadi bagi mahasiswa UMBY yang belum menerima vaksin bisa langsung mendaftarkan diri melalui bit.ly/pendataanvaksinumby. Rencana vaksin pertama akan dilaksanakan pada akhir bulan September 2021, jadi jangan sampai melewatkan kesempatan istimewa ini. Untuk info update bisa cek website Satgas COVID-19 UMBY di http://covid19.mercubuana-yogya.ac.id.

Aksi Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UMBY Terhadap 76.000 Sampah Di Sungai Oyo
Tim Jurnalis
Sungai Oyo yang terletak di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terkenal dengan objek wisata alam yang menjadi andalan warga setempat dan wisatawan yang berkunjung. Hulu sungai Oyo yang terletak di lereng barat perbukitan Gunung Gajakmungkur dan bermuara hingga ke Sungai Opak di desa Sriharjo, menjadikan sungai ini mengalir sepanjang 106,75 km dan membentang sepanjang Pegunungan Sewu.
Objek wisata alam Sungai Oyo yang terkenal bernama river tubing Oyo atau susur Sungai Oyo. Objek wisata alam ini menjadi terkenal karena pengalaman berwisata yang disajikan. Biasanya para wisatawan memulai wisata dengan menyusuri Goa Pindul terlebih dahulu dan melanjutkan perjalanan ke susur Sungai Oyo. Meskipun berada di tempat yang berdekatan, pengalaman dan pemandangan alam yang disajikan oleh Goa Pindul dan Sungai Oyo tentu berbeda. Terlebih lagi, selama perjalanan susur Sungai Oyo para wisatawan akan disajikan pemandangan air terjun yang sering kali menjadi spot foto paling menarik dalam perjalanan.
Namun, sudah sejak lama, kondisi daerah aliran Sungai Oyo bersama dengan 2 sungai lainnya yang melintasi Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan tercemar sedang dengan kondisi air di hilir sungai yang semakin memburuk. Dikutip dari Gatra.com (2019) penyebab pencemaran daerah aliran sungai tersebut selain adanya kawasan industri dan pertanian yang berada di hulu, banyak juga limbah rumah tangga dan sampah yang memenuhi sungai. Asal limbah rumah tangga dan sampah tersebut tidak hanya berasal dari pemukiman warga yang berada di sisi sungai, melainkan warga yang tinggal jauh dari sungai dan orang yang datang untuk berwisata juga terkadang membuang sampah di sungai tersebut.
Berawal dari melihat akun media sosialdi instagram membuat Lembaga Kemahasiswaan Universitas Mercu Buana Yogyakarta tertarik untuk menelusuri Sungai ini. Sungai Oyo yang terletak di Kelurahan Sriharjo, Kabupaten Bantul, Kecamatan Imogiri, Dusun Kedung Mirih.
Hal ini bermula dari keinginan untuk membuat simbolisasi dalam rangka memperingati hari kemerdakaan, namun karena adanya pandemi COVID-19 yang membuat aktivitas terbatas, sehingga diputuskan untuk tidak melakukan akitivitas yang dapat melanggar aturan pada saat pandemi COVID-19 berlangsung.
Nur Mujahidah Rachma selaku Gubernur BEM Fakultas Psikologi Unviversitas Mercu Buana Yogyakarta mengungkapkan “Bagaimana jika kita membersihkan Sungai Oyo yang dijadikan sebagai simbolisasi memperingati hari kemerdekaan sebab sungai merupakan salah satu sumber mata air untuk kehidupan sehingga kita anggap penting untuk membersihkan aliran air terdekat yang kita mampu.”
Munculnya ide untuk membersihkan sampah di Sungai Oyo dikarenakan daerah sungai ini dekat dengan desa wisata, sehingga pada masa sebelum diberlakukannya Pemberlakuan Perbatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) banyak pengunjung yang datang dan meninggalkan sampah. Setelah melihat langsung keadaan Sungai Oyo, ternyata tidak seburuk yang dikabarkan di instagram karena sebagiannya sudah dibersihkan oleh petugas yang bertugas di sungai tersebut. Tetapi, setelah ditelusuri lebih jauh lagi, ternyata masih banyak sampah yang berserakan sampai kurang lebih 30 trashbak penuh dengan sampah yang dikumpulkan.
Para Lembaga Kemahasiswaan Mercu Buana Yogyakarta membersihkan sampah di Sungai Oyo dengan cara menelusuri pinggiran sungai. Sampah tersebut kemudian dipilah, untuk sampah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan kembali langsung dibuang ke tempat pembuangan terakhir, dan sebagiannya dimanfaatkan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta sebagai program kerja mereka.
Dampak yang dirasakan bagi masyarakat di sekitar Sungai Oyo ialah masyarakat mendapatkan rasa kepedulian dari organisasi kampus yang peduli terhadap lingkungan, dan hal ini juga membuat interaksi antar mahasiswa dan masyarakat bisa terjalin lebih baik lagi walaupun masih masa pandemi COVID-19.
Keindahan alam yang sudah kita miliki harus kita manfaatkan dan lestarikan dengan baik dan bijak. Dengan dijadikannya Sungai Oyo untuk tempat berwisata sangat membantu perputaran ekonomi di masyarakat sekitar. Namun, ada hal yang tidak kalah penting juga, yaitu menjaga lingkungan sekitar Sungai Oyo, salah satu contohnya adalah tidak meninggalkan atau membuang sampah sembarangan. Apabila hal ini tersebut terjadi akan mengganggu kenyamanan untuk berwisata bahkan bisa menganggu ekosistem di Sungai Oyo.
Kegiatan mengumpulkan “76.000 Sampah” yang sudah dilakukan oleh Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta dapat dijadikan contoh agar kita terus menjaga dan melestarikan lingkungan, karena manfaatnya tidak hanya akan dirasakan oleh diri sendiri tetapi semua orang, bahkan semua makhluk hidup.

Semarak HUT RI ke 76 melalui KKN Mahasiswa UMBY
Tim Jurnalis
Bangsa Indonesia, kembali memperingati momentum kemerdekaan negara yang ke-76, tepatnya pada hari Selasa, 17 Agustus 2021. Sebelum adanya pandemi, kita memperingati kemerdekaan dengan mengadakan upacara bendera dan berbagai lomba-lomba khas hari kemerdekaan yang biasa kita sebut lomba “Tujuh Belas Agustusan” yang biasanya dilakukan di lapangan terbuka. Namun sejak tahun 2020, berbagai jenis perayaan tersebut harus ditiadakan dikarenakan adanya peraturan ketat mengenai pembatasan sosial sebagai bentuk upaya pemerintah menangani pandemi COVID-19.
Tidak sedikit dari kita berharap agar dapat kembali merayakan hari kemerdekaan untuk mengenang perjuangan para pahlawan dalam merebut kebebasan bagi bangsa Indonesia. Merdeka berarti kita telah terbebas dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa lain dan untuk merebut kemerdekaan itu, bangsa Indonesia harus melalui perjuangan yang sangat panjang.
Sebelum tanggal 17 Agustus 1945, banyak kejadian penting yang telah tercatat dalam sejarah dan menjadi saksi atas perjuangan rakyat Indonesia saat itu. Bahkan, mendekati hari ketika proklamasi kemerdekaan dibacakan, terdapat peristiwa di mana Soekarno-Hatta sempat diasingkan ke Rengasdengklok, Karawang oleh kelompok pemuda. Tujuan pengasingan tersebut adalah agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan dari pihak Jepang. Pengasingan tersebut berakhir setelah Soekarno dan Hatta menyetujui untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Dikutip dari buku Sejarah 3 SMA Kelas XII Program Ilmu Sosial yang ditulis oleh Sardiman (2008), peristiwa perumusan teks proklamasi kemerdekaan dirumuskan di rumah salah seorang perwira Jepang, Laksamana Maeda, oleh Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Teks proklamasi tersebut kemudian ditandatangani oleh Soekarno-Hatta sebagai perwakilan atas nama bangsa Indonesia. Pembacaan teks proklamasi akhirnya dilaksanakan di Jl. Pegangsaan Timur, No. 56, pada hari Jumat, 17 Agustus 1946 pukul 10.00 WIB.
Perayaan kemerdekaan menjadi sebuah tradisi rutin yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebagai bentuk memeriahkan hari kemerdekaan. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang melaksanakan KKN di Dusun Clorot, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Dengan tujuan membangun kreativitas dan memberikan ruang kepada anak – anak untuk lebih berani dalam mengekspresikan diri. Perayaan ini dilakukan secara tatap muka di balai dusun dengan harapan bisa sedikit mengurangi kecemasan akan adanya virus COVID-19. Dengan mengadakan berbagai lomba yang bisa diikuti oleh anak SD – SMP. Adapun lomba yang di adakan adalah membaca UUD, menghias pigura, mewarnai, menempel gambar dengan kertas origami, dan membaca puisi. Lomba ini disambut dengan sangat antusias dan penuh semangat oleh masyarakat dan anak anak setempat Sehingga banyak partisipasi dari anak – anak yang mengikutinya namun harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan setelah upacara kira – kira jam 9 pagi. Sementara untuk pengumuman pemenang lomba dilaksanakan setelah semua perlombaan selesai.
Selain lomba, ada perbaikan dan pengecatan gapura yang sudah rusak serta pemasangan bendera di sepanjang jalan utama yang dilakukan oleh KKN dengan berkolaborasi bersama Karang Taruna Dusun Clorot. Kegiatan ini berjalan dengan baik karena adanya dukungan penuh dari masyarakat dan kerja sama antar KKN dengan Karang Taruna. Meskipun ada sedikit kendala pada penyesuaian waktu anak KKN yang offline maupun online namun tidak menjadi masalah besar sebab hal ini bisa segera diatasi. Adanya kegiatan semacam ini mampu memberikan sinergi positif untuk anak – anak Dusun Clorot agar lebih aktif, kreatif dan semangat dalam belajar apa lagi di masa pandemi seperti sekarang. Selain itu, bisa memperkuat rasa persatuan dan kesatuan antar masyarakat sehingga rasa nasionalisme tetap terbangun.
Meskipun ditengah pandemi yang sedang melanda Indonesia tidak membuat masyarakat kehabisan akal dalam mengenang kemerdekaan RI. Beragam kegiatan pun dilakukan oleh masyarakat Indonesia dengan begitu semarak dan tetap memerhatikan protokol kesehatan. Berbicara tentang semarak kemerdekaan tentu tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh mereka dengan tradisi dan budaya masing-masing dalam menyambut hari kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia. Dibalik semarak kemerdekaan terdapat makna yang cukup mendalam, salah satunya adalah mendidik generasi muda untuk terus mengenang jasa para pahlawan kita dalam menuju kemerdekaan, mereka mengorbankan harta, keluarga, bahkan nyawanya untuk kehidupan yang lebih layak kedepannya seperti yang kita rasakan saat ini. Selain itu memberi pesan kepada anak bangsa saat ini bahwa kita pernah menjadi bangsa yang unggul dalam melawan penajajah dan semoga mereka terus mengingat itu, bahwa mereka lahir dari para pejuang yang tak pernah takut pada apapun yang sifatnya merusak bangsa ini sendiri. Kita semua harus belajar dari kemerdekaan, dimana akan selalu ada proses hasil yang masih dari hasil perjuangan yang panjang, dari sini juga kita belajar bagaimana manusia memiliki kebebasan untuk hidup sesuai yang ia anggap baik bukan terus-menerus dijajah oleh orang lain, lalu bertahan hiduplah meskipun hari-hari kita sulit, akan selalu ada hari yang indah keesokannya, seperti matahari yang menguning dan langit masih tetap biru dan saat itu kesempatan akan selalu ada untuk mencapai cita-cita bangsa.
Apalagi saat ini kita semua sedang berjuang melawan COVID-19 dan semoga dengan perayaan kemerdekan ke-76 Republik Indonesia membawa pesan bahwa kita akan menang melawan virus ini, karena kita pernah menang dalam melawan penjajah, yang artinya darah kita mengalir darah pejuang dan kita dilahirkan dari para pejuang yang berani bertahan hidup demi melawan bebagai situasi dan kondisi seperti saat ini, kita juga harus berani melawan pandemi, dan yakinlah suatu hari nanti pandemi ini berakhir dan kita akan melawan dalam pertarungan ini seperti semangat pejuang dahulu kala dalam merebut kemerdekan Indonesia, meskipun sulit tetapi percayalah ini tidak mustahil.
Pesan yang harus disampaikan kepada generasi muda adalah mereka harus mencintai bumi pertiwi seperti mereka mencintai diri sendiri dan keluarganya, karena sejatinya bangsa ini adalah bangsa yang besar yang satu sama lain bersaudara dari Sabang sampai Merauke dan tanah yang mereka pijak saat ini, udara yang segar yang mereka hirup, bahkan bebagai kenikmatan hidup itu tak lepas dari usaha para pahlawan dan nenek moyang kita dalam merebut kemerdekaan, dan sudah semestinya kita semua mempertahankan negeri ini dan terus memberi karya terbaik dan terindah versi kita agar bumi pertiwi bangga memiliki sosok seperti kita semua. Terus genggam semangat perjuangan kita meskipun negeri merdeka karena itu menjadi satu tiang atau pedoman kita untuk terus memajukan negeri ini.
"The good life is a process, not a state of being. It is a direction, not a destination."
- Carl Rogers

Latest News
Contact Us
Kampus 1 : Jl. Raya Wates-Jogjakarta, Karanglo, Argomulyo, Kec. Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55752
Kampus 3 : Jl. Ring Road Utara, Ngropoh, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
